Minggu, 11 April 2010

Tahukah Kamu..?? Apa sih Kalpataru....??

Apa sih Kalpataru....??

Kalpataru berasal dari akar kata ‘kalp‘ yang berarti ‘ingin atau ‘keinginan‘, pohon yang dapat mengabulkan segala keinginan manusia yang memujanya.
Persepsi lain, kalpataru berasal dari kata ‘kalpa‘ yang berarti ‘masa dunia‘, suatu periode yang sangat lama, yaitu periode antara penciptaan dan penghancuran dunia. Serta, ‘taru‘ yang berarti ‘pohon‘. Kalpataru yang merupakan pohon kahyangan atau yang disebut juga Kalpawrksa, merupakan sebutan pohon yang dikenal dalam mitos di India.

Kalpataru di Indonesia
Dalam sumber-sumber tertulis, Kalpataru pertama kali dijumpai dalam Prasasti Kutai. Prasasti ini menyebutkan kebaikan budi sang Mulawarman yang berwujud sedekah dalam jumlah banyak. Karena banyaknya jumlah sedekah itu maka dapat diibaratkan seperti sedekah kehidupan atau pohon kalpawrksa.

Dalam cerita Tantu Panggelaran juga disebutkan tentang suatu tempat yang bernama Hiranyapura yang dipenuhi Kalpataru. Kalpataru juga ditemukan dalam karya-karya sastra Jawa kuno, seperti Udyagoparwa, Brahmandapura, Ramayana, Arjuna Wiwaha, dan Hariwijaya

Kalpataru pada Candi
Kalpataru biasanya digambarkan di candi-candi sebagai hiasan ornamental, berupa pohon yang dihiasi oleh manik-manik dan permata. Di bawah pohon biasanya digambarkan terdapat pundi-pundi yang mengelilingi pohon itu. Di atas pohon biasanya terdapat sebuah payung. Di kiri kanan pohon terlihat binatang (atau makhluk) pengapit Di atas bertengger burung-burung, Kesemuanya ini merupakan satu kesatuan yang melambangkan arti simbolis tertentu. Kadang dalam pemahatannya, kalpataru dirangkaikan dengan relief cerita tertentu. Penggambaran relief Kalpataru hanya dijumpai di beberapa candi dari periode jawa tengah, yaitu candi Borobodur, Pawon, Mendut, Sojiwan, Banyunibo, dan Prambanan. Candi Prambanan merupakan satu-satunya candi Hindu yang memiliki hiasan Kalpataru.

Bentuk Penggambaran Kalpataru
Berdasarkan mitologi, pohon ini memiliki ciri antara lain daun-daunnya selalu berwarna hijau, berbunga indah dengan bau yang semerbak, berbuah penuh dengan berbagai ratna mutu manikam, mempunyai ratusan rantai emas dan untaian mutiara yang bergantungan di dahannya. Di dekat pohon juga digambarkan adanya berbagai binatang sebagai penjaga terhadap kesucian pohon itu. Kadang di sekeliling pohon juga diberi pagar atau tembok untuk memelihara kesuciannya. Di atas pohon sering pula ditaruh payung yang berfungsi untuk melindungi pohon itu dari terik matahari dan hujan. Walaupun kalpataru digambarkan memiliki ciri-ciri seperti itu di atas, akan tetapi dalam penggambarannya dalam bentuk relief, tidak semua ciri dapat ditampakkan. biasanya hanya ciri-ciri yang bersifat konkrit saja yang dapat digambarkan, misalnya adanya pundi-pundi, pengapit, untaian manik-manik dan permata, serta hiasan payung. Kadang-kadang, dalam penggambarannya ini ada salah satu komponen yang dihilangkan ataupun diganti dengan komponen yang lain. Kemungkinan ini terjadi karena para seniman memiliki kebebasan dalam mengembangkan kreativitasnya sepanjang tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Mitologi Kalpataru
Di India dikenal beberapa pohon yang dianggap suci karena adanya kepercayaan bahwa jenis pohon tertentu diyakini bisa memenuhi segala keinginan manusia. Salah satunya adalah kalpataru. Kalpataru termasuk salah satu dari lima jenis pohon suci yang terdapat di kahyangan Dewa Indra. Kelima pohon itu dikenal dengan nama Pancawreksa, terdiri atas Mandara, Parijata, Samtana, Kalpawrksa, dan Haricandana. Sebagai pohon pengharapan, kalpataru juga disebut Kamadugha, yaitu sebagai pemberi segala hasrat dan mengabulkan segala keinginan manusia.

Dengan demikian, manusia yang bernaung di bawahnya akan terkabul semua yang diharapkan. Kekayaan, wanita muda, dan segala bentuk kesenangan lainnya akan muncul pula dari pohon-pohon itu. Di samping dapat memberikan kesenangan duniwai pada manusia, pohon ini juga dapat menolong manusia dalam mencapai kebahagiaan akhir, yaitu moksa. Simbol kalpawrksa ini sangat populer pada masa kesenian India awal dan berkembang pada masa Gupta dan masa-masa berikutnya. Simbol Kalpataru juga dikenal dalam beberapa bentuk variasinya yang kemudian menimbulkan bentuk kalpavalli atau kalpalata. Bukti-bukti mengenai kepercayaan terhadap pohon tertentu juga dikenal di Indonesia, meskipun tidak sebanyak yang ditemukan di India.

Dalam sumber tertulis di Indonesia, Kalpataru pertama kali dijumpai pada Prasasti Kutai. Prasasti ini menyebutkan tentang kebaikan budi seorang raja bernama Mulawarman berwujud sedekah yang banyak sekali. Oleh karena banyaknya sedekah itu hingga dapat diibaratkan seperti sedekah kehidupan atau pohon kalpawrksa. Dalam cerita Tantu Panggelaran juga disebutkan tentang sebuah tempat yang bernama Hiranyapura yang dipenuhi dengan kalpataru. Kalpataru juga disebutkan dalam kitab-kitab sastra Jawa Kuno, seperti Udyogaparwa, Brahmandapura, Ramayana, Arjunawiwaha, dan Hariwijaya.

Tampaknya kepercayaan terhadap pohon ini di Indonesia tidak hanya terbatas pada masyarakat yang sudah terpengaruh oleh kebudayaan Hindu saja, tetapi ternyata pada beberapa suku bangsa Indonesia yang hampir tak terjangkau oleh pengaruh Hindu, seperti suku Dayak Ngaju dan Batak Toba, sudah sejak dahulu percaya terhadap kekeramatan dan kesucian pohon. Orang-orang suku Dayak Ngaju mempercayai kekeramatan dan kesucian pohon kehidupan, mereka percaya bahwa dari pohon ini lahirlah sepasang manusia laki-laki dan perempuan. Dari pasangan ini kemudian lahir tiga anak yang masing-masing mewakili golongan rohaniawan, rakyat lapisan atas, dan rakyat lapisan bawah.

Pohon ini dikatakan tumbuh di atas puncak gunung yang dihuni oleh roh-roh nenek moyang. Dikatakan pula bahwa pada puncak pohon ini terdapat air kehidupan.
Dalam hal ini lah kalpataru diangkat ke permukaan menjadi nama sebuah penghargaan di bidang lingkungan yang diberikan perorangan atau masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporannya dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup. Pendahulu Bangsa Indonesia menorehkan pahatan KALPATARU untuk menggambarkan suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara hutan, tanah, air, udara, dan makhluk hidup.

Salah satu prinsip pembangunan adalah berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sejalan dengan itu, Pasal 10 huruf (i) UU No. 23 Tahun 1997, menyebutkan bahwa "dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah berkewajiban memberikan penghargaan kepada orang atau kelompok yang berjasa di bidang lingkungan hidup". Salah satu bentuk penghargaan tingkat nasional yang diberikan oleh Pemerintah adalah KALPATARU.

Penghargaan KALPATARU diberikan pada seseorang atau kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan sumbangsihnya di dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Penghargaan kalpataru ini diberikan berdasarkan kategori yang terdiri dari 4 kategori, yaitu Perintis Lingkungan, pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, dan Pembina Lingkungan.
Penyerahan KALPATARU dilakukan oleh Presiden R.I. setiap tahun bertepatan pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni. Pemberian penghargaan ini juga dimaksudkan sebagai salah satu insentif dan stimulus untuk memotivasi inisiatif lokal, serta diharapkan memberikan "multiflier effect" pada perorangan atau kelompok masyarakat di daerah lain untuk berbuat yang sama pada lingkungannya.

Sumber : Berbagai Sumber
Oleh : andRyana